Kulit dan umbi ubi jalar ungu (Ipomoea
batatas L. var. Ayamurasaki), berwarna ungu kehitaman (ungu pekat)
sehingga sering disebut Ipomoea blackie. Warna ungu ini karena pigmen
antosianin, yang merupakan zat antioksidan yang membantu tubuh menangkal
radikal bebas.
Dibandingkan dengan ubi jalar
putih, tekstur ubi jalar ungu lebih berair dan kurang masir (sandy),
tetapi lebih lembut. Rasanya tidak semanis yang putih, padahal kadar
gulanya sama. Kadar antosianin yang tinggi, membuat ubi ungu sering
dijuluki The King of Sweet Potatos.
Dua
varietas ubi jalar ungu introduksi, yaitu Ayamurasaki dan
Yamagawa-murasaki, saat ini telah diusahakan secara komersial di
beberapa daerah di Jawa Timur. Kedua varietas ini pertama kali
dikembangkan di Jepang.
Varietas introduksi
ini mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan ubi jalar lokal
seperti Gunung Kawi dan Samarinda, baik dari aspek produktivitas, maupun
warna ungu yang lebih pekat dan merata, mulai dari kulit sampai
dagingnya.
Indeks Glikemik Rendah
Ubi
ungu mulai banyak diminati konsumen yang peduli kesehatan karena
mempunyai komposisi gizi yang baik dan fungsi fisiologis tertentu bagi
kesehatan tubuh. Ubi jalar ungu kaya akan karbohidrat. Kandungan lemak
dan proteinnya rendah sehingga dalam pengolahannya perlu dikombinasikan
dengan bahan pangan lain sumber lemak dan protein.
Karbohidrat ubi jalar ungu memiliki indeks glikemik rendah sehingga baik untuk penyandang diabetes.
Karbohidrat ubi akan tercerna secara lambat di dalam saluran pencernaan sehingga memberi rasa kenyang lebih lama.
Ubi
jalar ungu mengandung sejumlah vitamin dan mineral, antara lain vitamin
A, B1, B6, dan C, serta mineral kalium, natrium, kalsium, magnesium,
fosfor, besi, dan seng.
Kandungan vitamin A ubi jalar ungu
mencapai 7.700 mg per 100 g, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
vitamin A umbi bit dan tomat.
Kandungan
betakaroten dan vitamin C yang tinggi pada ubi jalar bermanfaat sebagai
antioksidan pencegah kanker dan beragam penyakit kardiovaskular. Bila
dimakan bersama kulitnya, ubi jalar rebus mengandung lebih banyak serat
ketimbang oatmeal. Serat dan pektinnya baik untuk mencegah gangguan
pencernaan, seperti wasir, sembelit, hingga kanker kolon.
Antikanker
Ubi
jalar ungu juga mengandung pigmen antosianin yang lebih tinggi dari ubi
jalar jenis lainnya. Antosianin adalah pigmen larut air yang secara
alami terdapat pada berbagai jenis tumbuhan.
Banyaknya
kandungan antosianin dalam ubi jalar ungu tergantung pada intensitas
warna ungunya. Semakin ungu warna ubi, kandungan antosianinnya semakin
tinggi. Total kandungan antosianin ubi jalar ungu sekitar 519 mg/100 g
berat basah.
Pigmennya lebih stabil
dibandingkan dengan antosianin dari sumber lain, seperti kubis merah,
elderberi, bluberi, dan jagung merah.
Kandungan
antosianin yang tinggi serta stabilitasnya yang tinggi membuat ubi ungu
layak sebagai pilihan yang lebih sehat dan alternatif pewarna alami.
Selain jauh lebih aman dibandingkan dengan zat pewarna kimia buatan,
penggunaan pewarna dari ubi jalar sekaligus menyehatkan, bahkan menjadi
penawar racun.
Aplikasi antosianin sebagai
pewarna makanan dan minuman dapat dilakukan pada pH rendah seperti untuk
minuman ringan, minuman beralkohol, manisan, saos, pikel, makanan beku
atau kalengan, serta yoghurt. Faktor-faktor yang memengaruhi stabilitas
antosianin adalah oksigen, pH, temperatur, cahaya, ion logam, enzim, dan
asam askorbat. Antosianin akan lebih cepat rusak pada pH dan suhu yang
tinggi.
Antosianin ubi ungu juga memiliki
fungsi fisiologis sebagai antioksidan, antikanker, antibakteri,
perlindungan terhadap kerusakan hati, penyakit jantung, dan stroke. Ubi
ungu bermanfaat sebagai antioksidan karena dapat menyerap polusi udara,
racun, oksidasi dalam tubuh, dan menghamghambat penggumpalan sel-sel
darah.
Ubi jalar ungu bisa menjadi antikanker
karena di dalamnya terdapat zat aktif selenium, 20 kali lebih tinggi
dari jenis ubi yang lain. Ubi jalar ungu juga memiliki aktivitas
antioksidan dan antibakteri 2,5 dan 3,2 kali lebih tinggi daripada
beberapa varietas bluberi.
Sekelompok
antosianin dalam ubi jalar mampu menghalangi laju perusakan sel radikal
bebas akibat nikotin, polusi udara, dan bahan kimia lainnya. Antosianin
berperan dalam mencegah penuaan, kemerosotan daya ingat, dan kepikunan.
Antosianin
juga memiliki kemampuan sebagai antimutagenik dan antikarsinogenik
terhadap mutagen dan karsinogen yang terdapat pada bahan pangan dan
olahannya, mencegah gangguan pada fungsi hati, antihipertensi, dan
menurunkan kadar gula darah (antihiperglisemik).
sumber - http://bangka.tribunnews.com/2013/05/08/ubi-jalar-ungu-sahabat-diabetesi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar